Senin, 07 April 2008

Penerbitan Sukuk Sudah Sangat Mendesak

Senin, 21 Januari 2008

Kevin Holmgren

'Penerbitan Sukuk Sudah Sangat Mendesak'

Berbincang dengan Kevin Holmgren membuat siapapun teman bicaranya tidak akan merasa tengah mengobrol dengan 'orang asing'. Bukan karena presiden direktur PT. Prudential Life Assurance itu menggunakan bahasa Indonesia, tetapi lebih karena Holmgren sendiri tampaknya tengah terus berupaya menjadi lebih meng-Indonesia.

"Saya suka makanan Padang. Suka dengan rasanya yang pedas," kata ayah seorang putri yang baru berusia tiga tahun yang telah tinggal di Indonesia empat tahun lebih itu. Bahkan menurut dia, semakin pedas masakan yang ia makan, semakin lahap ia menikmati.

Kepada wartawan Republika, M. Bahrul Ilmi dan pewarta foto Yogi Ardhie, pria yang lebih suka melepas penat dengan berkumpul bersama keluarga itu bercerita banyak soal strategi perusahaannya ke depan.

Bagaimana Anda melihat perkembangan industri asuransi syariah saat ini? Melihat tren perkembangan industri keuangan syariah 10 tahun terakhir, saya yakin industri ini akan berkembang pesat. Bahkan saya kira, aset keuangan syariah, terutama di sektor asuransi, secara global telah mencapai satu triliun dolar AS.

Karena itulah kami fokus di bisnis ini. Tahun lalu, kami meluncurkan perusahaan patungan asuransi syariah di Malaysia. Selain itu, kami juga punya beberapa bisnis syariah di Timur Tengah dan fund management di Dubai. Kami punya kerja sama bisnis dengan perusahaan asuransi jiwa di Arab Saudi. Asuransi syariah saat ini menjadi salah satu prioritas kami.

Bagaimana dengan Indonesia? Peluang pengembangan bisnis asuransi syariah di sini cukup bagus. Ini karena Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Meski demikian, saya kira, penetrasi bisnis, baik asuransi konvensional atau syariah, di sini rendah. Hal itu kami lihat dengan membandingkan bisnis kami di sini dengan beberapa negara asia lain. Namun, kami melihat pendapatan per kapita Indonesia akan terus tumbuh.

Secara spesifik, apa alasan Prudential Life terjun ke bisnis asuransi syariah di Indonesia? Pada tahun 2002 lalu,--saat itu kami belum ingin masuk dalam bisnis asuransi syariah, masih banyak tantangan yang menghadang. Hal itu terkait masih terbatasnya diversifikasi aset investasi asuransi syariah, baik di sisi instrumen investasi pendapatan tetap maupun ekuitas. Namun saat ini situasi tersebut telah berubah menjadi lebih baik.

Hal itu, ditambah dengan keinginan Malaysia untuk menjadi pusat keuangan syariah global, menjadi faktor positif. Saya berharap Indonesia segera menerbitankan obligasi syariah (sukuk) pemerintah. Jadi, meski kondisi investasi syariah di Indonesia saat ini memang belum lengkap, itu jauh lebih baik dibandingkan 3-4 tahun lalu. Itu alasan kami masuk bisnis ini.

Tadi Anda menyatakan bahwa penetrasi bisnis asuransi di Indonesia, termasuk asuransi syariah, masih rendah. Bagaimana Prudential Life mengatasi hal itu? Mengenai penetrasi bisnis, kami melakukan beberapa hal. Salah satunya dengan memasang iklan. Kami memasang iklan di tv dan media massa lain karena tahun lalu kami menerbitkan produk unit link syariah. Hal lain yang juga penting adalah mengenai jaringan distribusi. Saat ini kami punya 40 ribu agen distributor di Indonesia, yang masing-masing melakukan fungsi iklan. Mereka itu menjual produk. Kami juga telah memiliki 100 kantor penjualan.

Sebagai pemain baru dalam industri asuransi syariah Indonesia, apakah Anda menemui banyak kendala untuk menumbuhkan bisnis Prudential Life? Sebelum memasuki bisnis ini, kami melakukan banyak penelitian pasar, terutama pada 2002-3003. Saat itu kami mencoba mengkaji soal target pasar kami. Dari penelitian tersebut, kami mengetahui bahwa pasar asuransi syariah di Indonesia berbeda dari Malaysia. Saya juga tahu itu karena saya pernah tinggal di Malaysia selama 3,5 tahun. Namun, secara umum, hasil penelitian kami menyatakan Indonesia memiliki potensi pasar yang cukup bagus.

Bagaimana Anda melihat pasar konsumen asuransi syariah di Indonesia? Saya kira kultur muslim di Indonesia berbeda dengan kultur masyarakat muslim Malaysia. Di sini lebih umum. Tapi itu bukan masalah dalam perspektif bisnis. Apa pun kulturnya, kita bisa mengembangkan bisnis. Dalam bisnis, bila target berubah maka strategi pun perlu diubah. Yang terpenting, bila Anda ingin memasuki bisnis baru, Anda perlu melakukan banyak penelitian pasar. Produk apa yang ingin Anda kembangkan? Siapa yang ingin Anda tuju? Mungkin ada konsumen yang lebih nyaman dengan perusahaan asuransi lokal, tapi pasti ada yang nyaman dengan perusahaan asuransi barat, meski kami di sini sudah seperti perusahaan lokal. Dengan kata lain, meski kami adalah perusahaan asuransi global, kami juga ingin menyampaikan layanan lokal yang paham dengan budaya lokal.

Adakah segmentasi khusus dituju Prudential Life dalam bisnis asuransi syariah ini? Kami menargetkan semua segmen. Tapi mungkin pertanyaan Anda adalah segmen mana yang mudah dituju? Pada dasarnya kami ingin menjual produk unit link syariah kami kepada siapa saja yang ingin membeli. Yang jelas, hingga kini penjualan produk kami cukup baik. Ini menunjukkan penerimaan masyarakat terhadap produk kami cukup baik.

Dengan strategi apa sebenarnya Prudential Life masuk bisnis syariah di Indonesia? Setiap Anda ingin memasuki bisnis baru, saya tidak bisa katakan Anda akan sepi kendala. Yang jelas, hal yang perlu Anda lakukan adalah mengembangkan produk. Selain itu, karena mengembangkan unit link syariah, kita juga perlu melakukan berapa upaya lain, misalnya mengembangkan fund management.

Kita juga harus mendapatkan rekomendasi dari Dewan Syariah. Terlebih saat kita ingin meggunakan konsep window. Yang jelas, cukup banyak yang perlu kita lakukan untuk masuk dalam bisnis ini. Meski demikian, pemerintah saya kira cukup membantu. Saya kira pemerintah pun ingin agar asuransi syariah ini berkembang. Lalu, kita juga perlu menyiapkan sisi keuanganya. Secara umum, proses persiapan kita memakan waktu sekitar satu tahun hingga peluncuran.

Mengapa Prudential Life memilih mengembangkan produk unit link syariah? Saya kira tidak hanya di Indonesia, di negara Asia mana saja tempat kami beroperasi, produk unit link sepertinya menjadi produk yang sangat populer bagi konsumen. Saya kira hal itu terjadi karena faktor fleksibilitas dan transparansi produk. Dengan kata lain, produk unit link merupakan produk ramah konsumen. Hal itu karena produk unit link memiliki berbagai kualitas tambahan. Misalnya, Anda memiliki unit link dan Anda ingin menambah asuransi tambahan. Itu bisa dilakukan. Penambahan serupa juga bisa dilakukan di sisi investasi melalui unit link tersebut.

Meski belum genap setahun, bagaimana performa penjualan produk asuransi syariah Prudential Life saat ini? Sangat bagus. Saya bisa katakan, produk unit link syariah yang kami terbitkan September tahun lalu, meski baru empat bulan, performanya sangat bagus. Karena itu saya cukup optimistis produk kami ini juga akan terus tumbuh tahun ini.

Soal kompetitor. Dengan banyaknya perusahaan, lokal maupun asing yang mengembangkan produk unit link syariah, bagaimana Prudential Life hal itu? Saya kira sama saja dengan bisnis konvensional, kami punya banyak kompetitor. Banyak kompetisi justru bagus buat konsumen. Saya kira ini sangat tergantung pada kemampuan kita melahirkan produk berbeda dan menguatkan jaringan distribusi kita. Mengenai distribusi ini, kami memiliki agen distribusi yang terlatih.

Bahkan, salah satu fokus kami di Prudential adalah bagaimana memiliki agen distribusi profesional, bagaimana mereka memiliki pengetahuan cukup mengenai produk yang ditawarkan. Lalu bagaimana mereka bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Berkaitan dengan itu, sepanjang tahun lalu kami mengadakan tiga kali pelatihan. Kami percaya, peningkatan kualitas dan profesionalitas agen distribusi itu sangatlah penting.

Saat ini kendala pengembangan produk unit link syariah adalah masih terbatasnya instrumen investasi pasar. Bagaimana pandangan Anda? Tepat sekali. Saat ini tantangan terbesar adalah terbatasnya diversifikasi instrumen investasi syariah pendapatan tetap. Kalau Anda melihat proporsi antara instrumen investasi pendapatan tetap dan ekuitas, jelas sekali terlihat terbatasnya investasi pendapatan tetap itu. Namun berkat diluncurkannya panduan kementerian keuangan, Oktober tahun lalu, kita sekarang punya panduan pengembangan bisnis, baik konvensional maupun syariah. Itu jelas sangat membantu.

Bagaimana dengan rencana penerbitan sukuk pemerintah tahun ini? Kita menunggu Indonesia untuk menerbitkan sukuk pemerintah karena itu akan membantu industri ini berkembang. Karena itulah maka penerbitan sukuk perlu segera dilakukan. Jika tidak, tantangan pengembangan bisnis asuransi syariah akan semakin besar. Jujur saja, penerbitan sukuk itu bahkan seharusnya dilakukan tahun lalu. Namun, tidak apa-apa, kami tetap berharap sukuk pemerintah bisa terbit tahun ini.

Bila ternyata hingga akhir tahun ini sukuk itu belum juga terbit, strategi apa yang akan Anda lakukan? Secara mendasar, kami punya satu produk unit link syariah dimana investasinya bisa tiga macam. Kami punya investasi ekuitas, pendapatan tetap, dan managed fund. Mengenai kemungkinan itu, kami punya rencana pengembangan B, tetapi tentu itu saya tidak bisa ceritakan saat ini. Ha ha ha (Holmgren tertawa)

Tadi Anda bilang Prudential Life memiliki fund management di Timur Tengah. Adakah rencana untuk menginvestasikan dana di sana agar mendapatkan laba yang lebih baik? Di sini di Indonesia kita punya batasan berapa banyak dana yang bisa kita investasikan, di luar sekitar 20 persen. Ini berlaku baik bagi konvensional maupun syariah. Namun, sekali batasan tersebut dihapus, saya kira kami bisa upayakan. Ini juga yang kita lakukan di Malaysia.

Tahun ini, adakah rencana Prudential Life menerbitkan produk syariah baru? Kami baru saja menerbitkan produk, tahun lalu. Saat ini kami akan melihat lebih dulu bagaimana performanya. Yang jelas, kami akan terus memperluas pengembangan produk asuransi syariah sebagaimana yang kami lakukan di bisnis konvensional. Hal ini terutama karena adanya kualitas lain yang membedakan kami dengan perusahaan lainnya. Kami punya 12 perusahaan asuransi yang beroperasi di Asia, selain kami juga beroperasi di Timur Tengah.

Dengan kata lain, memang ada rencana pengembangan produk baru? Jelas kami akan terus mengembangkan produk baru. Tetapi kami belum bisa menceritakan hal itu.
Bagaimana dengan strategi penetapan harga produk unit link syariah yang Anda terapkan? Strategi kami di Prudential tidak untuk menjadi perusahaan asuransi dengan produk berharga terendah. Kami juga tidak ingin menjadi yang tertinggi. Kenapa penetapan harga kami tidak yang terendah, karena kami menawarkan berbagai layanan berkualitas yang lebih baik. Kami ingin menjadi yang terbaik dalam kualitas produk, kualitas return investasi, serta kualitas layanan bagi konsumen. Yang jelas, kami ingin menjadi perusahaan asuransi nomor satu, baik konvensional maupun syariah di Indonesia.

Menurut Anda, bisakah Indonesia menjadi pusat keuangan syariah internasional, terutama untuk asuransi? Tentu saja bisa. Hal itu bisa terjadi jika Indonesia mengambil langkah yang tepat untuk menjadi hub asuransi syariah dunia. Indonesia merupakan negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara hingga kini. Itu tergantung upaya Indonesia. Perbaikan regulasi, salah satunya seperti yang dilakukan Malaysia saat ini.

sumber Republika online:
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=320556&kat_id=85&kat_id1=&kat_id2

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda