Sabtu, 12 April 2008

Outlook Asuransi Jiwa Tahun 2008

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memperkirakan industri asuransi jiwa akan tumbuh sekitar 30% pada 2008. Kontribusi produk unit linked dan kanal distribusi bancassurance bakal cukup berperan. Ketua Umum AAJI Evelina F Pietruschka mengatakan, hal ini juga karena meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap asuransi. “Pada 2006 saja dengan sekitar 37 juta pemegang polis di Tanah Air menghasilkan total uang pertanggungan mencapai Rp 732 triliun, naik 133% dari tahun 2005,” kata dia.

Evelina menjelaskan, kepercayaan masyarakat terhadap asuransi juga bertambah karena adanya Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI). Di samping itu, sosialisasi ke perguruan tinggi dan sekolah, kata dia, menjadi salah satu indikator kesadaran publik membeli asuransi.

Menurut dia, kontribusi premi new business dari produk unit linked sampai September mencapai Rp 8,9 triliun, individu sebesar Rp 8,1 triliun, dan grup Rp 5,3 triliun. Sedangkan pada 2008, AAJI menargetkan perolehan premi mencapai Rp 48,6 triliun, naik 33% dari target 2007.

Selain unit linked yang tumbuh pesat, asosiasi melihat bisnis asuransi syariah dan mikro berpeluang berkembang tahun depan. Beberapa faktor pendukung di antaranya tingkat suku bunga simpanan yang kondusif, inovasi produk, peningkatan kualitas dan jumlah tenaga agen, serta gerakan sadar asuransi.

Meski demikian, ada beberapa tantangan yang harus dicermati yakni soal perlindungan kepuasan pelanggan, masih minimnya perusahaan yang menerapkan good corporate governance (GCG), dan kompetisi antar perusahaan. Industri juga perlu mencermati risk awarness menjelang pemilu 2009. “Kami juga akan meningkatkan kanal bancassurance sebagai jalur penetrasi penting seperti di Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, Jepang, dan India,” jelas dia.

Pada asuransi syariah, Muhaimin menilai lambatnya pertumbuhan dan kontribusi industri ini. Sekarang, pangsa pasar asuransi konvensional mencapai 98%, sisanya digarap oleh syariah. Oleh karena itu, industri syariah perlu inovatif membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“AASI menargetkan perolehan premi industri ini di atas Rp 1 triliun pada 2008. Kami melihat hambatan industri di antaranya adalah minimnya permodalan dan jumlah sumber daya manusia. Ini yang kami cermati dan menjadi fokus pada 2008,” kata dia.

sumber : www.investorindonesia.com

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda