Selasa, 22 April 2008

FREELANCE AGENT PRULINK PRUDENTIAL SYARIAH

Assalamualaikum wr.wb rekan rekan muslim.
Baru2 ini Prudential meluncurkan Prulink Syariah dimana merupakan Produk Unit link Asuransi + Investasi, dimana yang membedakan dengan Produk asuransi yang ada adalah Produk ini ter hindar Dari Riba asuransi & investasi dgn di jamin ke Halalan investasinya karena Diawasi langsung Oleh Dewan Pengawas Syariah dari Dewan Syariah Nasional MUI.
Mengingat masyarakat Muslim kita sekarang mengambil produk Asuransi tanpa mengetahui pengelolaannya dihawatirkan umat tidak mengetahui Riba dalam berasuransi karena Pengelolaan yang salah ,saya coba ilustrasikan Apakah Daging Ayam itu Halal Atau Haram ?? banyak orang bilang halal tapi yang benar adalah Daging Ayam itu halal jika cara potongnya benar (proses pengelolaan pemotongan) begitupun dengan Asuransi dengan pengelolaan yang salah maka akan menjadi Riba.
Untuk mensosialisasikan Masalah Umat ini maka saya membutuhkan Banyak tenaga Pemasaran yang Khusus untuk memasarkan Program Syariah agar umat berpindah dari Jalur Riba ke jalur Halal. Dan Calon Nasabah Muslim sedini mungkin dapat selektif memilih Asuransi yang Halal.

Dibutuhkan Agent Full Time & Part Time / masih bekerja (Waktu Flexibel)

  • Tentunya sebagai nasabah Prulink Syariah
  • Pendidikan Min SMA
  • Bisa mengikuti Training ( Jadwal Flexibel/bisa diatur) untuk part time tersedia Training malam hari & hari Sabtu
  • Memiliki Kemauan untuk Sukses
  • Bisa bekerja sama secara Team.

Fasilitas yg ditawarkan :

  • Jenjang karir secara pasti mulai dari agent , unit manager, senior unit manager dan level tertinggi Agency Manager.
  • fasilitas training yg lengkap sehingga memudahkan agent dalam menguasai produk dan tekhnik menjual dengan baik.
  • Income yg ditawarkan tak terbatas karena pekerjaan ini based on commision komisi agent berkisar 5 s/d 10 juta per bulan, unit manager 20 s/d 30 juta,Senior unit manager 40 s/d 70 juta, Agency manager 80jt, 100 juta hingga tak terbatas... .
  • bonus travelling ke luar negeri, umrah bagi yg berprestasi.
  • waktu bekerja yg flexible full time dan part time.
081808100717 / 02132987691
pru.victory_wijaya@yahoo.co.uk
http://prudentialsyariah.webs.com/contactus.htm

Asuransi Prudential Syariah

"Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang, melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau Tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah" Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

Apakah PRUsyariah?
Asuransi yang dikaitkan dengan investasi berbasis syariah, yang terdiri dari PRUlink syariah assurance account dan PRUlink syariah investor account.
Produk ini sudah sesuai dengan Ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (MUI).

  • Manfaat PRUlink syariah assurance account
  • Manfaat kematian (Death Benefit)
  • Manfaat Cacat Total dan Tetap (Total and Permanent Disability)
  • Dapat menambahkan nilai uang pertanggungan (sum covered) setiap saat
  • Dapat melakukan penambahan kontribusi (top-up) setiap saat
  • Dapat menentukan sendiri besarnya komposisi dari nilai proteksi dan nilai investasi
  • Dapat melakukan pengalihan dana (fund switching)
  • Pilihan manfaat asuransi tambahan (riders) yang beragam
  • 12 Asuransi Tambahan (riders) PRUlink syariah assurance account
  • PRUcrisis cover syariah 34
    Memberikan uang pertanggungan PRUcrisis cover syariah 34 apabila Peserta Utama menderita dan memenuhi kriteria salah satu dari 34 kondisi kritis.
  • PRUcrisis cover benefit syariah 34
    Memberikan uang pertanggungan PRUcrisis cover benefit syariah 34 apabila Peserta Utama menderita dan memenuhi kriteria salah satu dari 34 kondisi kritis atau meninggal dunia tanpa mengurangi uang pertanggungan dasar.
  • PRUpersonal accident death syariah
    Memberikan manfaat tambahan apabila Peserta Utama meninggal dunia akibat kecelakaan.
  • PRUpersonal accident death & disablement syariah
    Memberikan manfaat tambahan apabila Peserta Utama mengalami cacat total dan tetap atau meninggal dunia akibat kecelakaan.
  • PRUmed syariah
    Manfaat tambahan yang memberikan tunjangan harian rawat inap, ICU dan pembedahan kepada Peserta Utama jika menjalani rawat inap di rumah sakit.
  • PRUhospital & surgical syariah
    Manfaat tambahan yang memberikan penggantian seluruh biaya rawat inap, ICU dan pembedahan sesuai dengan manfaat yang diambil, selama Peserta Utama menjalani perawatan di rumah sakit.
  • PRUwaiver syariah 33
    Jika Peserta Utama menderita dan memenuhi kriteria salah satu dari 33 kondisi kritis, PT Prudential Life Assurance akan melanjutkan pembayaran kontribusi dasar sampai berakhirnya masa pertanggungan yang dipilih.
  • PRUpayor syariah 33
    Jika Peserta Utama menderita dan memenuhi kriteria salah satu dari 33 kondisi
    kritis, PT Prudential Life Assurance akan melanjutkan pembayaran seluruh kontribusi sampai berakhirnya masa pertanggungan yang dipilih.
  • PRUspouse waiver syariah 33
    Jika suami/ istri dari Peserta Utama menderita dan memenuhi kriteria salah satu dari 33 kondisi kritis atau mengalami cacat total dan tetap sebelum usia 60 tahun atau meninggal dunia, PT Prudential Life Assurance akan melanjutkan pembayaran kontribusi dasar sampai berakhirnya masa pertanggungan yang dipilih.
  • PRUspouse payor syariah 33
    Jika suami/ istri dari Peserta Utama menderita dan memenuhi kriteria salah satu dari 33 kondisi kritis atau mengalami cacat total dan tetap sebelum usia 60 tahun atau meninggal dunia, PT Prudential Life Assurance akan melanjutkan pembayaran seluruh kontribusi sampai berakhirnya masa pertanggungan yang dipilih.
  • PRUparent payor syariah 33
    Jika ayah dan/ atau ibu dari Peserta Utama menderita dan memenuhi kriteria salah satu dari 33 kondisi kritis atau mengalami cacat total dan tetap sebelum usia 60 tahun atau meninggal dunia, PT Prudential Life Assurance akan melanjutkan pembayaran seluruh kontribusi sampai berakhirnya masa pertanggungan yang dipilih.
  • PRUlink term syariah
    Manfaat tambahan yang diberikan jika Peserta Utama meninggal dunia sebelum usia 70 tahun.

3 Macam pilihan investasi PRUlink syariah assurance account yang dapat Anda pilih beserta risikonya masing-masing:
PILIHAN INVESTASIPROFIL RISIKO
PRUlink Syariah Rupiah Equity FundInvestasi saham, risiko tinggi
PRUlink Syariah Rupiah Managed FundInvestasi seimbang, risiko sedang
PRUlink Syariah Rupiah Fixed Income FundInvestasi obligasi, risiko sedang

Dewan Pengawas Syariah Prudential beranggotakan:

  • Dr. H. Anwar Ibrahim (Ketua)
  • Ir. H. Adiwarman A. Karim, MBA, MAEP(Anggota)
  • H. Ahmad Nuryadi Asmawi, LL.B, MA (Anggota)

MLM vs PRULINK

Mengikuti bisnis MLM maupun mengikuti investasi dalam bentuk PRULINK, mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan isi rekening bank anda. Keduanya sama-sama harus menguluarkan uang secara rutin setiap bulan, dikenal sebagai tutup poin dalam mlm dan dikenal sebagai premi dalam PRULINK.
Kalau begitu, apa perbedaan antara keduanya? Mana yang lebih menguntungkan?
Saya akan memaparkan perbedaan antara keduanya, dan silahkan mengambil kesimpulan sendiri mana yang lebih memudahkan dan menguntungkan bagi anda!

MLM

  • Tutup poin Rp.500.000 per bulan
  • Produk tidak selalu diperlukan
  • Merupakan syarat untuk dapat bonus
  • Member harus mengembangkan jaringan untuk dapat bonus
  • Sangat tergantung kepada perkembangan jaringan
  • Harus selalu bekerja untuk mengembangkan jaringan
  • Selain harus punya uang untuk tutup poin, harus pandai presentasi
  • Uang yang sudah digunakan untuk tutup poin tidak bisa ditarik kembali
  • Rencana bisnis tidak dilindungi oleh perusahaan MLM dari hambatan kehidupan
  • Tidak ada tunjangan kesehatan

PRULINK

  • Premi Rp. 500.000 per bulan
  • Produk berupa unit investasi
  • Unit investasi lebih ada kepastian untuk berkembang tanpa syarat
  • Unit investasi berkembang sesuai pasar tanpa keharusan member membuat jaringan
  • Tidak tergantung kepada perkembangan jaringan
  • Tidak perlu bekerja untuk mengembangkan jaringan
  • Cukup menyediakan uang untuk premi saja
  • Uang yang sudah digunakan untuk membayar premi bisa ditarik kembali
  • Rencana investasi dilindungi oleh perusahaan PRULINK (PRUDENTIAL) dari hambatan kehidupan
  • Ada tunjangan kesehatan

Berapa banyak orang yang sudah mengeluarkan uang jutaan rupiah dalam bisnis MLM dengan harapan mendapat penghasilan yang berlipat-lipat ternyata mengalami kegagalan karena gagal dalam mengembangkan dan memelihara jaringan. Anda tidak bisa mengendalikan jaringan untuk selalu tutup poin atau ikut mengembangkan jaringan karena jaringan ini adalah manusia yang punya tujuan dan kehendak yang bisa berbeda dengan Anda.

Uang hanya benda mati yang bisa kita kendalikan. Terserah kepada Anda untuk menaruh pada alat investasi mana pun yang Anda nilai lebih menguntungkan Anda. Dalam PRULINK ini sangat mungkin Anda lakukan.
Jika sama-sama mengeluarkan uang setiap bulan minimal Rp.500.000,-, mana yang sebaiknya anda pilih, MLM atau PRULINK?
Jika anda melihat keuntungan yang lebih banyak bisa anda nikmati dengan menjadi member PRULINK, baik untuk tujuan program dana pensiun, dana pendidikan atau pengembangan modal, silahkan kontak kami di:
021-32987691 / 081808100717
Kami akan membuatkan sebuah proposal PRULINK yang spesifik untuk anda sesuai tujuan yang Anda kehendaki dalam rencana investasi Anda

Menabung Di Bank Atau Di PRULINK

Jika Anda, seorang pria, usia 25 tahun dan perokok, ingin menabung secara rutin Rp.500 ribu per bulan, selama 10 tahun dan isi tabungan akan diambil saat usia 55 tahun, kemana sebaiknya anda menabung?
Tentu ke tempat menabung yang memberikan keuntungan lebih banyak kepada Anda!
Dimana itu? Berikut perbandingan antara menabung di bank dan di PRUlink. Dengan asumsi seperti di atas.

Menabung di bank:
Rp.500 ribu
per bulan selama 10 tahun
Uang tabungan tidak pernah diambil sama sekali hingga usia 55 tahun
Jumlah uang di tabungan saat usia 55 tahun adalah
Rp.315.483.355,-
Tidak ada bonus, Jika suatu ketika mengalami sakit, atau cacat, rencana menabung dapat diteruskan atau tidak?

Menabung di PRULINK:
Rp.500 ribu per bulan selama 10 tahun
Uang tabungan tidak pernah diambil sama sekali hingga usia 55 tahun
Jumlah uang di tabungan saat usia 55 tahun adalah
Rp.789.319.000,-
Masih ada bonus, berupa:

  • Asuransi Jiwa sebesar Rp.200 juta
  • Asuransi Kondisi Kritis Rp.50 juta
  • Asuransi Kecelakaan / Cacat RP.200 juta
  • Asuransi Rawat Inap Rp.560ribu per hari
  • Asuransi Rencana Menabung Rp.6 juta per tahun (jika tidak bisa meneruskan rencana menabung karena sakit atau cacat, maka rencana menabung diteruskan oleh PRULINK).

Menurut Anda, mana yang lebih menguntungkan?
Jika anda melihat keuntungan yang lebih banyak bisa anda nikmati dengan menabung di PRULINK, baik untuk tujuan program dana pensiun, dana pendidikan atau pengembangan modal, silahkan kontak kami di:
021-32987691 / 081808100717
Kami akan membuatkan sebuah proposal PRULINK yang spesifik untuk anda sesuai tujuan yang Anda kehendaki dalam rencana menabung Anda.

Prudential Syariah Raih Premi Rp. 410 Miliar

Ditulis Oleh Administrator
Selasa, 15 April 2008
Jakarta, (15/4). Prudential syariah catat premi sebesar Rp. 410 miliar hingga akhir tahun 2007. Walau baru beroperasi sejak bulan September di tahun yang sama dengan modal awal Rp. 37 miliar perusahaan asuransi ini telah memperoleh polis sebanyak 22.382 jiwa.
ImagePencapaian premi syariah yang cukup besar juga tercermin dari perusahaan induknya. PT. Prudential Life Assurance sepanjang tahun 2007 telah memperoleh total pendapatan premi sebesar Rp. 5,5 Triliun meningkat 112% dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 2,6 Triliun. Dengan pemilikan asset meningkat 70% dari tahun 2006 Rp. 6,2 triliun menjadi Rp 10,6 triliun di tahun 2007, prudential dengan tingkat solvabilitas 362% mencapai laba bersih sebesar Rp. 642 miliar dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp. 517 miliar.

Perusahaan asuransi yang mengunggulkan produk asuransi berbasis investasi (unit-link) ini mencatat pendapatan investasi produk unit link syariah mencapai Rp 20 miliar. Sementara asuransi konvensionalnya meraih pendapatan investasi sebesar Rp. 1,9 triliun meningkat 73% dari tahun 2006 sebesar Rp. 1,1 triliun.

Kini Prudential telah memiliki 6 kantor pemasaran yang terletak di Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, Denpasar, dan Semarang dan 120 kantor keagenan serta lebih dari 49 ribu jaringan tenaga pemasaran. (Nadia, www.pkesinteraktif.com)

Minggu, 20 April 2008

Prudential Terbitkan Produk Syariah

Oleh ISM
18 September 2007

Penyedia produk syariah Indonesia bertambah satu setelah Prudential Indonesia menerbitkan tiga produk unit link Prudential Syariah, Senin (17/9/2007). Produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi tersebut adalah Prulink Syariah Rupiah Equity Fund (PSREF), Prulink Syariah Rupiah Managed Fund (PSRMF) dan Prulink Syariah Fixed Income Fund (PSFIF).

Menurut Presiden Direktur Prudential Indonesia, Kevin Holmgren, Prudential masuk kedalam bisnis syariah di Indonesia setelah melalui kajian yang panjang. "Prudential memantau potensi bisnis ini sejak 2002," ujarnya.

Karenanya, Kevin optimistis Prudential Syariah dapat mengembangkan bisnis asuransi syariahnya secara signifikan.

Untuk pembentukan cabang syariahnya Prudential Indonesia menyiapkan modal sebesar Rp 37 miliar. Direktur Keuangan Prudential Indonesia, Willian Kwan, menyebutkan modal miliaran rupiah tersebut dialokasikan ke sejumlah kepentingan pengembangan bisnis.

Untuk sosialiasi bisnis asuransi syariah Prudential Indonesia serta pembangunan dan pengembangan sistem teknologi informasi, masing-masing sebesar Rp 10 miliar. Sebanyak Rp 10 miliar lainnya akan digunakan sebagai modal kerja awal. Sisanya, Rp 7 miliar untuk mendukung kegiatan marketing dan lain-lain.

PSREF adalah produk unit link berbasis ekuitas yang memaksimalkan pendapatan jangka menengah dan panjang melalui investasi dalam saham-saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan produk PSRMF berbasis pendapatan campuran yang memaksimalkan perkembangan dana jangka panjang melalui investasi dengan nilai Rupiah pada obligasi syariah dan saham syariah. Sementara, produk PSFIF merupakan produk investasi berbasis pendapatan tetap dimana penempatan dana dilakukan dalam mata uang Rupiah melalui instrumen pendapatan tetap seperti obligasi syariah.

Harga unit dana Prulink dan kinerjanya dapat dipantau melalui situs web www.prudential.co.id. Dengan demikian, pemiliknya dapat mengetahui perkembangan harga tertinggi dan terendah untuk setiap dana sekaligus melihat grafik kinerja dananya.

Dalam keterangan yang dimuat di situs webnya, per 30 Juni 2007, disebutkan Prudential Indonesia memiliki 6 kantor pemasaran (di Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, Denpasar dan Semarang) dan 110 kantor keagenan (termasuk di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta, Batam, dan Bali).

sumber: http://www.niriah.com/berita/bisnis/1id108.html

Jumat, 18 April 2008

Tiga bulan diluncurkan, premi syariah Prudential Rp410,3 miliar

Senin, 14/04/2008 15:15 WIB

oleh : Hanna Prabandari


JAKARTA: Dalam waktu tiga bulan sejak diluncurkan pada September 2007, bisnis syariah PT Prudential Life Assurance mencetak perolehan premi syariah Rp410,3 miliar.

Total pendapatan premi syariah itu berasal dari 22.382 jumlah polis. Cabang Syariah Prudential Indonesia menghasilkan aset lebih dari Rp496 miliar, termasuk Rp416 miliar aset dari produk unit-linked syariah.

“Produk syariah sejak diluncurkan mendapatkan respon yang bagus dari masyarakat,” ujar Presiden Direktur Prudential Indonesia Kevin Holmgren dalam jumpa pers di Jakarta.

Kinerja perusahaan yang merupakan bagian dari Prudential plc, sebuah grup jasa keuangan terkemuka di London Inggris, pada 2007 mencapai perolehan premi Rp5,5 triliun, meningkat 112% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp2,6 triliun.

Perusahaan tersebut mengelola dana investasi Rp10,2 triliun, naik 73% dari tahun sebelumnya Rp5,9 triliun dan meraih hasil investasi Rp1,9 triliun, naik 73% dari tahun sebelumnya Rp1,1 triliun.

Rasio kesehatan keuangan perusahaan yang tercermin dalam risk based capital mencapai 362% pada akhir 2007, jauh lebih tinggi dari ketentuan minimum Depkeu 120%. Jumlah total tenaga pemasaran Prudential Indonesia merupakan yang terbesar di industri asuransi, dengan peningkatan 49% menjadi 49.393 tenaga pemasaran yang melayani lebih dari 471.000 nasabah.

“Prudential Indonesia akan terus meningkatkan kualitas pelayanan dan produk kami agar dapat memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat Indonesia,” kata Kevin. (dj)

sumber: http://web.bisnis.com/keuangan/syariah/1id53959.html

The Prudential Spirit of Community Awards

The Prudential Spirit of Community Awards honor young people in middle level and high school grades for outstanding volunteer service to their communities. Created in 1995 by Prudential Financial in partnership with the National Association of Secondary School Principals (NASSP), the awards constitute the United States' largest youth recognition program based solely on volunteering. Over the past 13 years, the program has honored more than 80,000 young volunteers at the local, state, and national level.


> The judging results are in! Congrats to the 102 State Honorees and 234 Distinguished Finalists for 2008.

Program Information

An Overview
Basic facts and dates concerning this year's Prudential Spirit of Community Awards.
Instructions
For students who want to apply, and for schools and officially designated local organizations that would like to participate.
Frequently Asked Questions
Answers to nearly every question that has been asked about the program.
Program News
Recent news about The Prudential Spirit of Community Awards
Foreign Programs
Information about the Prudential Spirit of Community Awards in Japan, South Korea, Taiwan and Ireland.
Celebrity Speakers
Words of wisdom from some of the prominent people who have spoken at the national Prudential Spirit of Community Awards celebration.
Current Honorees

2007 National Honorees
Introducing America's top ten youth volunteers for 2007.
2008 State Honorees and Distinguished Finalists
Meet all 102 State Honorees and the 234 Distinguished Finalists of the 2008 Prudential Spirit of Community Awards program.
2007 National Recognition Events
See photos from the 2007 national recognition events in Washington, D.C.
Resources for Young Volunteers

Volunteer Tips for Young People
Ideas and information on how young people can help make their communities better places to live
Project Ideas
Descriptions of more than 300 specific volunteer projects conducted by previous Spirit of Community honorees
Where to Volunteer
Other organizations and websites that provide information and opportunities for young volunteers
Community Leadership Training for High School Students
Information about an innovative program that teaches young people how to be leaders in their communities.

http://www.prudential.com/spirit

Kamis, 17 April 2008

Untuk para WANITA yang peduli dengan MASA DEPANnya!

Sebuah survey membuktikan bahwa:

47% wanita diatas usia 50 tahun adalah lajang.
50% wanita yang sudah menikah mengalami perceraian.
1 tahun setelah perceraian tersebut, gaya hidupnya turun sebesar 73%
80% wanita yang miskin, hidup berkecukupan sebelum suami mereka meninggal dunia.
3 dari 4 wanita lanjut usia hidup dalam kemiskinan,
dan 7 diantara 10 wanita didunia ini miskin dalam pengetahuan akan keuangan.

** berdasarkan riset oleh Kim Kiyosaki pengarang buku Rich Woman. Istri dari Robert T. Kiyosaki

Ingat sejahtera atau tidak sejahtera adalah pilihan bukan NASIB...

so, para wanita, sebaiknya tahu..:

1. Apa, mengapa, bagaimana, dan kapan harus melakukan perencanaan keuangan
2. Apa arti dari pendapatan?
3. Perbedaan PENTING antara rekening transaksi dan rekening tabungan
4. Mengendalikan uang anda ke dalam kolom aset yang menghasilkan uang kembali.
5. Piramida keuangan
6. Kalahkan inflasi
7. Membayar diri anda terlebih dahulu
8. Harga sebuah penundaan
9. Melakukan financial planning; memulai, melindungi, tumbuh, berkembang dan menuai.

WAKTU TIDAK BISA DIPUTAR ULANG.. MAKA JANGAN SAMPAI KITA MENYESAL KEMUDIAN..

Agen Asuransi Jiwa Sebagai Peluang Kerja

Dari waktu ke waktu, jumlah angkatan kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut belum diikuti dengan bertambahnya ketersediaan lapangan kerja yang memadai. Sebenarnya, masalah tersebut bisa mulai di eliminasi bila masyarakat menyadari adanya peluang kerjayang tersedia di satu industri tertentu.

Semua Perguruan Tinggi (PT) selalu melahirkan wisudawan-wati baru. Sebuah PT, misalnya, dalam satu periode wisuda menghasilkan sekitar 1.000 wisudawan-wati. Dalam satu tahun, biasanya PT bisa melakukan prosesi wisuda sebanyak tiga kali. Artinya, satu PT bisa menghasilkan 3.000 wisudawan per tahun.

Peluang Karier Potensial

Dalam rangka menyampaikan solusi terhadap masalah ketenagakerjaan di Indonesia, saya mengedepankan industri asuransi jiwa yang berpotensi besar dalam menyerap tenaga kerja tersebut. Saat ini, industri asuransi jiwa baru menyerap tenaga kerja/agen asuransi jiwa sebanyak 153.000 orang. Dalam 5 tahun ke depan, AAJI mentargetkan jumlah agen asuransi jiwa sebanyak 500. 000 orang.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya asuransi jiwa, pasar industri asuransi jiwa ke depannya akan semakin cerah. Berbagai hal tak terduga yang dialami oleh masyarakat, misalnya kecelakaan, kematian mendadak, serangan sakit atau penyakit, membuat mereka semakin aware untuk memproteksi diri dengan polis asuransi jiwa. Kondisi ini akan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan tenaga pemasaran yang terampil dan andal. Ini merupakan peluang dan kesempatan kerja.

Operasionalisasi pemasaran perusahaan asuransi jiwa utamanya dilakukan oleh para agen asuransi jiwa berkualitas. Mereka mendedikasikan diri guna melayani kebutuhan nasabah terhadap berbagai proteksi, misalnya perlindungan penghasilan, perlindungan kesehatan dan perencanaan, serta perlindungan terhadap kebutuhan keuangan di masa depan.

Melihat peran penting profesi tersebut, pemerintah secara regulatif menetapkan standard sertifikasi keagenan sebagai prasyarat bagi setiap angkatan kerja baru yang menggelutinya. Mereka harus mengikuti berbagai pelatihan dan uji kompetensi, yakni Ujian Sertifikasi, dan yang berhasil lulus akan mendapatkan Lisensi Keagenan. Mereka dituntut memiliki komitmen untuk terus meningkatan diri guna mencapai keunggulan dalam mengemban spirit pelayanan kepada pemegang polis.

Perusahaan asuransi jiwa merespons keberhasilan para agen berprestasi dengan memberikan penghargaan, antara lain penghasilan yang lebih dari cukup (jauh di atas rata-rata), berbagai pelatihan di dalam maupun di luar negeri, serta bentuk penghargaan lain, misalnya trip mancanegara. Secara kompetitif, untuk mendapatkan Best of The Best, setiap tahun industri asuransi jiwa memberikan apresiasi bagi agen berprestasi melalui ajang Top Agen Award. Ini merupakan ajang pemilihan Agen Asuransi Jiwa Terbaik tingkat nasional yang mengacu pada kriteria dan penjurian secara imparsial.

Dalam rangka menerapkan standardisasi profesi berkualitas, industri asuransi jiwa, melaluiAAJI, menerbitkan Kode Etik Pemasaran Asuransi Jiwa. Kode Etik tersebut memuat prinsip dan kaidah operasional bagi perusahaan, pemasar produk asuransi jiwa, dan agen asuransi jiwa. Kode etik ini mengikat sebagai bentuk tanggung jawab industri dalam memberikan pelayanan kepada nasabah, masyarakat, lingkungan kerja sesama profesi, perusahaan tempat mereka bekerja, serta kepada diri sendiri dan profesi tersebut. Filosofi mengutamakan kepentingan nasabah dengan penuh integritas merupakan asas Kode Etik yang dijunjung teguh oleh setiap agen asuransi jiwa.

Pada praktiknya, Kode Etik memberlakukan ketentuan, kaidah, dan larangan-larangan yang menuntut ketaatan dalam menjalankan profesi. Pelanggaran terhadapnya akan mengakibatkan pemberian sanksi dan tindakan sesuai ketentuan yang berlaku. Kebijakan ini diterapkan untuk melindungi kepentingan pemegang polis serta menjaga martabat dan reputasi para agen serta profesi agen asuransi jiwa.

Para agen asuransi jiwa berasal dari berbagai bidang kesarjanaan (S1 hingga S2), antara lain bidang Hukum, Ekonomi, Bisnis, Peternakan, Sastra, dan Kedokteran. Kualitas kompensasi finansial yang mereka dapatkan terlihat dari penampilan dan kesejahteraan hidup yang mereka nikmati saat ini, namun semua itu bergantung pada kinerja yang mereka hasilkan

Secara hakiki, suatu pekerjaan disebut sebagai profesi bila memenuhi beberapa kriteria, yakni: (1) ada kompetensi dan keterampilan tertentu pada setiap orang yang bergelut di dalamnya; (2) memiliki Kode Etik; (3) masyarakat mengakui dan membutuhkan profesi tersebut. Profesi agen asuransi jiwa memenuhi ketiga kriteria tersebut.

Esensinya, profesi agen asuransi jiwa, yang secara faktual terbuka lebar bagi para angkatan kerja baru, saat ini bisa menjadi satu pilihan profesi yang tepat dan mulai diminati oleh para pencari kerja maupun profesional yang sudah bekerja. Bukankah ini merupakan suatu realita bahwa lowongan kerja yang berkualitas tersedia melalui profesi agen asuransi jiwa?

(Ditulis
oleh Eddy KA Berutu, Direktur Eksekutif AAJI. Artikel juga dimuat pada
kolom asuransi Harian SINDO edisi Selasa, 12 Juni 2007)

Memilih Polis Asuransi Jiwa Berdasarkan Usia

Memilih Polis Asuransi Jiwa Berdasarkan Usia

Beberapa waktu lalu, saya berdiskusi dengan salah seorang mahasiswa tingkat akhir Program Strata 1 (S1) Jurusan Ekonomi, salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Dia mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan pengetahuan dasar tentang pentingnya memproteksi diri dengan berbagai produk asuransi jiwa.

Di antara beberapa pertanyaan yang diajukannya, saya memilih salah satu pertanyaan yang cukup menarik untuk kita simak. Pertanyaannya adalah: “Pada usia berapakah seorang profesional mulai memproteksi diri dengan berbagai produk asuransi jiwa?” Saya memberikan jawaban kepadanya secara kontektual, dan jawaban itu pula yang akan saya sampaikan kepada Anda pada kesempatan ini.

Prioritas Polis Asuransi

Setiap orang menghadapi berbagai fase dalam kehidupan masing-masing dengan berbagai tantangan tersendiri. Dalam hal bekerja atau berusaha, saya mengkategorikan fase perjalanan karier seseorang menjadi tiga tahapan, yakni (1) Usia 20 tahunan; (2) Usia 30-40 tahun; (3) Usia 50 tahun ke atas.

Pertama, range usia 20 tahunan. Pada fase ini, Anda masuk dalam kategori angkatan kerja baru, dan kemungkinan besar Anda baru lulus dari bangku Perguruan Tinggi. Pascakelulusan, Anda mulai mencari pekerjaan, kemudian mendapatkan pekerjaan impian Anda, dan selanjutnya Anda mendapatkan penghasilan rutin setiap bulan.

Saya berasumsi bahwa Anda masih melajang (belum menikah) pada masa awal karier Anda. Tantangan yang Anda hadapi dalam hal mengelola penghasilan masih bersifat sederhana, yakni sikap Anda dalam menghadapi pengeluaran rutin pribadi setiap bulan.

Pada saat yang sama, Anda mulai bisa menabung untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan di kemudian hari, salah satunya untuk biaya perkawinan. Tidak menutup kemungkinan, kalau penghasilan Anda cukup memadai, Anda bisa menabung untuk alokasi pembelian rumah.

Pada medio ini, Anda belum mempunyai kebutuhan keuangan yang besar. Itu sebabnya, saya menyarankan kepada Anda untuk memprioritaskan pembelian polis asuransi jiwa yang bisa memproteksi pendapatan Anda (income protection). Selain itu, Anda perlu memastikan bahwa polis asuransi jiwa yang Anda beli bisa memproteksi Anda dari berbagai kejadian tak terduga di kemudian hari, misalnya kecelakaan atau sakit-penyakit.

Kedua, usia 30-40 tahun. Pada usia ini, umumnya Anda sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Seiring dengan meningkatnya tuntutan dan kewajiban keuangan yang harus Anda sediakan bagi keluarga, Anda perlu memproteksi diri dan keluarga Anda dengan produk asuransi jiwa secara proper.
Pada fase ini, Anda perlu mempertimbangkan untuk mendapatkan perlindungan polis asuransi jiwa sesuai dengan pertambahan penghasilan Anda dan bertambahnya kewajiban keuangan untuk keluarga Anda. Konkretnya, selain polis asuransi jiwa yang sudah Anda dapatkan di usia 20 tahunan, Anda perlu mempersiapkan diri dengan polis asuransi jiwa yang mengandung unsur tabungan untuk biaya pendidikan anak-anak Anda di kemudian hari.

Ketiga, usia 50 tahun ke atas. Pada usia ini, umumnya anak-anak Anda sudah menyelesaikan bangku studi di Perguruan Tinggi. mereka pun sudah bisa bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Pada saat yang sama, cicilan rumah dan kewajiban keuangan Anda yang lainnya sudah hampir lunas dan berkurang.

Inilah saatnya bagi Anda untuk meninjau kembali polis asuransi Anda. Umumnya, pada usia di atas 50 tahun, Anda akan mulai rentan terhadap sakit dan penyakit. Itu sebabnya, Anda harus melengkapi polis asuransi Anda dengan skema ‘long term care’. Ini akan sangat berguna bila suatu saat Anda jatuh sakit dan Anda tidak bisa mengurus diri sendiri. Selain itu, Anda juga harus memastikan bahwa polis asuransi Anda dapat memberikan manfaat keuntungan bagi Anda pada masa pensiun.

Berdasarkan ketiga fase tersebut, sangatlah penting bagi Anda untuk merencanakan pengelolaan keuangan secara proper sehingga Anda bisa mengoptimalkan sumber keuangan Anda. Anda seyogyanya bisa memilih polis asuransi jiwa yang cocok dengan kebutuhan proteksi Anda, tujuan/rencana keuangan Anda, dan toleransi Anda terhadap risiko. Kecermatan Anda dalam memilih jenis polis asuransi yang sesuai dengan usia Anda akan menentukan maksimalnya proteksi yang Anda dapatkan di kemudian hari.

(Ditulis oleh Eddy KA Berutu, Direktur Eksekutif AAJI. Artikel juga dimuat pada kolom asuransi Harian SINDO edisi Selasa, 19 Juni 2007)

Sabtu, 12 April 2008

Outlook Asuransi Jiwa Tahun 2008

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memperkirakan industri asuransi jiwa akan tumbuh sekitar 30% pada 2008. Kontribusi produk unit linked dan kanal distribusi bancassurance bakal cukup berperan. Ketua Umum AAJI Evelina F Pietruschka mengatakan, hal ini juga karena meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap asuransi. “Pada 2006 saja dengan sekitar 37 juta pemegang polis di Tanah Air menghasilkan total uang pertanggungan mencapai Rp 732 triliun, naik 133% dari tahun 2005,” kata dia.

Evelina menjelaskan, kepercayaan masyarakat terhadap asuransi juga bertambah karena adanya Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI). Di samping itu, sosialisasi ke perguruan tinggi dan sekolah, kata dia, menjadi salah satu indikator kesadaran publik membeli asuransi.

Menurut dia, kontribusi premi new business dari produk unit linked sampai September mencapai Rp 8,9 triliun, individu sebesar Rp 8,1 triliun, dan grup Rp 5,3 triliun. Sedangkan pada 2008, AAJI menargetkan perolehan premi mencapai Rp 48,6 triliun, naik 33% dari target 2007.

Selain unit linked yang tumbuh pesat, asosiasi melihat bisnis asuransi syariah dan mikro berpeluang berkembang tahun depan. Beberapa faktor pendukung di antaranya tingkat suku bunga simpanan yang kondusif, inovasi produk, peningkatan kualitas dan jumlah tenaga agen, serta gerakan sadar asuransi.

Meski demikian, ada beberapa tantangan yang harus dicermati yakni soal perlindungan kepuasan pelanggan, masih minimnya perusahaan yang menerapkan good corporate governance (GCG), dan kompetisi antar perusahaan. Industri juga perlu mencermati risk awarness menjelang pemilu 2009. “Kami juga akan meningkatkan kanal bancassurance sebagai jalur penetrasi penting seperti di Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, Jepang, dan India,” jelas dia.

Pada asuransi syariah, Muhaimin menilai lambatnya pertumbuhan dan kontribusi industri ini. Sekarang, pangsa pasar asuransi konvensional mencapai 98%, sisanya digarap oleh syariah. Oleh karena itu, industri syariah perlu inovatif membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“AASI menargetkan perolehan premi industri ini di atas Rp 1 triliun pada 2008. Kami melihat hambatan industri di antaranya adalah minimnya permodalan dan jumlah sumber daya manusia. Ini yang kami cermati dan menjadi fokus pada 2008,” kata dia.

sumber : www.investorindonesia.com

Prospek dan Tantangan Asuransi Syariah di Indonesia

Asuransi syariah sudah mulai dikenal semenjak berdirinya Syarikat Takaful Indonesia pada tahun 1994. Pada tahun 2015 diperkirakan bahwa potensi penerimaan premi syariah di Indonesia akan mencapai US$ 1,20 miliar. Pencapaian posisi ini menempatkan pada posisi terbesar kedua setelah Malaysia yang diperkirakan oleh penelitian Institute of Islamic Banking and Insurance di London sebesar US$ 1,22 miliar. Tetapi jika dibandingkan dengan asuransi konvensional jumlah premi ini sangatlah kecil.

Beberapa hal yang menjadi penyebab relatif rendahnya penetrasi pasar asuransi syariah dalam sepuluh tahun terakhir adalah rendahnya dana yang memback up perusahaan asuransi syariah, promosi dan edukasi pasar yang relatif belum dilakukan secara efektif (terkait dengan lemahnya dana), belum timbulnya industri penunjang asuransi syariah seperti broker-broker asuransi syariah, agen, adjuster, dan lain sebagainya, produk dan layanan belum diunggulkan diatas produk konvensional, posisi pasar yang masih ragu antara penerapan konsep syariah yang menyeluruh dengan kenyataan bisnis di lapangan yang terkadang sangat jauh dari prinsip syariah, dukungan kapasitas reasuransi yang masih terbatas (terkait jua dengan dana) dan belum adanya inovasi produk dan layanan yang benar-benar digali dari konsep dasar syariah.

Negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim seperti Indonesia, pada umumnya memiliki tingkat penetrasi dan tingkat density asuransi yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini disebabkan oleh apa yang disebut sebagai halangan agama yaitu keyakinan agama yang tidak memperkenankan praktek asuransi konvensional. Selain dapat mengatasi hambatan agama tersebut, sifat alami asuransi syariah akan berpotensi untuk berkembang di Indonesia karena beberapa alasan antara lain mayoritas penduduknya beragama Islam akan cenderung menghormati solusi yang berasal dari agamanya sendiri, ekonomi Indonesia yang secara signifikan bergantung pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (umkm) akan cocok dengan pendekatan pengelolaan risiko melalui konsep tolong menolong dalam asuransi syariah, sifat alami asuransi syariah yang memungkinkan peserta mendapatkan bagian hasil akan lebih adil diterapkan pada masyarakat karena tidak secara berlebihan menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain, era penerapan Good Corporate Governance (GCG) akan mendorong proses bisnis yang bersih sehingga berdampak kondusif bagi timbulnya asuransi syariah dan sifat asuransi syariah antara lain menghindarkan praktik-praktik yang mengandung unsur-unsur ketidakpastian dan judi akan sejalan dengan praktik usaha yang penuh kehati-hatian di lingkungan ekonomi global.

Asuransi syariah yang menggunakan Al-Qur ’ an dan sunnah nabi sebagai rujukannya memiliki sumber inspirasi dan inovasi yang tidak habis-habisnya dalam memberi kemaslahatan pada umat. Konsep dasar asuransi syariah terutama yang menggunakan sistem wakalah merupakan konsep asuransi yang akan terbebas dari ketidakpatian usaha di sektor asuransi, prinsip dasar asuransi syariah yang mendorong orang atau badan untuk saling tolong menolong sesama dengan bantuan operator asuransi syariah sangat berbeda dengan prinsip dasar asuransi konvensional yang memposisikan nasabah sebagai tertanggung dan perusahaan asuransi sebagai penanggung dan asuransi syariah memberikan kepastian kehalalan bagi para pesertanya.

sumber : www.vibiznews.com

Tantangan Industri Asuransi 2008 : Perusahaan Asuransi Bakal Sibuk Menambah Modal

Mengawali tahun 2008 otoritas yang mengatur bisnis industri asuransi, yakni Bapepam-LK Departemen Keuangan (Depkeu) akan menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Mereka akan memulai langkah menata industri asuransi.

Ada dua pekerjaan rumah yang akan diselesaikan. Pertama, pemerintah selaku regulator akan merevisi Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian karena ketentuan yang menjadi payung bagi usaha asuransi tersebut kini sudah ketinggalan jaman.

Kedua, Depkeu juga membuat rancangan perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1992 tentang penyelenggaraan Usaha Perasuransian. Rancangan ketentuan ini saat ini bahkan sudah berada di tangan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Bagian terpenting dalam dua aturan itu adalah mengenai permodalan perusahaan asuransi. Aturan ini akan merevisi modal minimum perusahaan asuransi.

Dalam ketentuan yang hingga kini masih berlaku, modal untuk mendirikan perusahaan asuransi masih sangat mini. Untuk perusahaan asuransi kerugian lokal misalnya hanya membutuhkan modal Rp. 3 miliar, asuransi jiwa sebesar Rp. 2 miliar dan reasuransi sebesar Rp. 10 miliar.

Sedangkan pelaku industri asuransi patungan (joint venture) memerlukan modal lebih besar. Untuk asuransi jiwa membutuhkan modal Rp. 4,5 miliar, asuransi kerugian sebesar Rp. 15 miliar, dan reasuransi sebesar Rp. 30 miliar.

Dalam ketentuan yang akan berlaku nanti, Depkeu mengharuskan modal pendirian yang lebih besar. Aturan itu mengharuskan perusahaan asuransi umum dan jiwa minimal memiliki modal Rp. 25 miliar pada tahun 2008. Jumlahnya meningkat lagi menjadi Rp. 60 miliar di tahun berikutnya. Selanjutnya modal minimal harus sebesar Rp. 100 miliar pada tahun 2010.

Sedangkan untuk perusahaan reasuransi miniml harus memiliki modal sebesar Rp. 60 miliar tahun 2008. Mereka juga harus terus menggenjot modalnya menjadi dua kali lipat tahun 2009 menjadi Rp. 120 miliar dan selanjutnya Rp. 200 miliar pada tahun 2010.

Lalu mengapa Depkeu mengharuskan perusahaan asuransi mempunyai modal yang besar? Pertama, karena Depkeu melihat perusahaan asuransi merupakan penyedia jasa yang memiliki risiko besar dalam bisnis. Dengan modal yang besar, Depkeu berharap perusahaan asuransi dapat menunaikan kewajibannya menanggung risiko para pemegang polisnya.

Kedua, modal yang cukup akan memperlihatkan tingkat kesehatan perusahaan. Seperti Anda ketahui, regulator memberlakukan tingkatkesehatan asuransi atau Risk Based Capital (RBC) 120%. Artinya, perusahaan asuransi hanya diperbolehkan mengcover risiko di bawah 20% dari modalnya.

Depkeu juga melihat perusahaan asuransi yang memiliki odal minim tidak akan memiliki kesempatan untuk berekspansi bisnis. Bila melakukan ekspansi, modal mereka akan tergerus. Dalam jangka panjang, perusahaan seperti ini tidak akan berkembang selayaknya perusahaan yang sehat.

Bagi perusahaan asuransi yang tidak memenuhi ketentuan moda, Depkeu sudah menyiapkan sanksinya. Depkeu akan mengisolasi wilayah kerja perusahaan asuransi dalam berbisnis. Perusahaan asuransi hanya boleh beroperasi dalam wilayah tertentu saja. Selain itu, regulator juga akan mengenakan sanksi atas produk usaha mereka. Ujung-ujungnya, perusahaan bermodal cekak itu dilarang menjual produk mereka.

Beberapa perusahaan asuransi kini sudah mulai mengambil ancang-ancang. Sebagian berencana mendapatkan suntikan modal baru dari pemegang saham. Ada juga yang mengambil kebijakan untuk tidak membagikan dividen. namun, tidak sedikit juga yang sudah melempar handuk pagi-pagi.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, sudah ada 20 perusahaan asuransi yang sudah tak lagi melaporkan kegiatan bisnisnya hingga triwulan ketiga tahun 2007.

Sumber : Koran Kontan

Asuransi Jiwa Kembali Tumbuh Signifikan

Asosiasi Asuransi JIwa Indonesia (AAJI) mencatat kinerja industri asuransi jiwa pada triwulan ketiga (Q3) 2007 tumbuh signifikan. Direktur Eksekutif AAJI, Eddy KA. Berutu, mengatakan total pendapatan premi Q3-2007 mencapai Rp. 32,4 triliun, naik 71 persen dibandingkan Q3-2006.

Dari angka itu Rp. 22,6 triliun diantaranya adalah pendapatan premi produksi baru. Pendapatan dari hasil investasi Q3-2007 mencapai Rp. 6,6 triliun atau tumbuh 62 persen dibandingkan Q3-2006. Sehingga, total pendapatan industri asuransi jiwa pada Q3-2007 mencapai Rp 39,98 triliun atau naik 71 persen dibandingkan Q3-2006.

Sedangkan total asset industri asuransi jiwa pada Q3-2007 mencapai Rp. 91,6 triliun atau tumbuh 42 persen dibandingkan Q3-2006. “Sementara nilai klaim pada Q3-2007 juga naik 31,7 persen menjadi Rp 14,1 triliun dibandingkan Q3-2006 yang mencapai Rp. 10,7 triliun,” kata Eddy saat menyampaikan Laporan Kinerja Bisnis Asuransi Jiwa Q3-2007 di Jakarta hari ini.

Angka kinerja itu, kata dia, diperoleh dari 39 perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang memberikan data. Eddy menambahkan, total asset yang diinvestasikan industri asuransi jiwa pada Q-3 2007 mencapai Rp. 81,4 triliun. Angka ini tumbuh 48,8 persen dibandingkan Q3-2006 yang mencapai Rp 54,7 triliun.

Kebangkitan kinerja perusahaan asuransi jiwa ini, dinilai Eddy terjadi karena membaiknya kondisi perekonomian nasional, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi jiwa dan inovasi produk, serta peningkatan kualitas jalur distribusi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi jiwa.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/

Unit Link Makin Mendominasi

Masih cantik, menarik, dan banyak dimintai. Begitu gambaran produk asuransi berbasis investasi. Kinerja yang ditorehkan produk proteksi berbasis investasi ini atau yang dikenal dengan instrumen unit link, masih mendominasi perolehan premi industri asuransi jiwa.

Berdasarkan data yang diolah Litbang Investor, perolehan premi unit link sepanjang tahun 2006 mencapai Rp. 6,9 triliun. Sementara pendapatan premi industri sebesar Rp. 27,4 triliun. porsi unit link mencapai 25,4% terhadap pendapatan premi seluruh perusahaan.

Ada beragam alasan perusahaan memilih produk ini sebagai tumpuan pendapatan premi. Salah satunya untuk meminimalkan risiko investasi perusahaan dan menjaga Risk Based Capital (RBC) agar tidak anjlok. PT. Prudential Life Assurance misalnya memperoleh kontribusi pendapatan dari unit link sebesar 97,2% pada tahun 2006.

Hasil investasi merupakan daya tarik bagi nasabah yang membeli produk unit link. tetapi Presiden Direktur PT. Prudential Life Assurance, Kevin Holmgren mengingatkan, untuk menilai kinerja investasi hal terpentng adalah melihat apa yang akan diraih di masa mendatang bukan padakinerja jangka pendek. Meski berbasis investasi, karakter unit link lebih ditujukan untuk investasi jangka panjang.

Sumber : Majalah Investor

Financial Consultant

Financial Consutant adalah salah satu profesi di bidang keuangan yang dapat memberikan informasi keuangan, merencanakan keuangan, merealisasikan perencanaan, hingga mengawalnya sampai usai. Awalnya sebutan seorang Financial Consultant adalah konsultan keuangan di bidang asuransi. Namun kini, seorang Financial Consultant akan selalu menggunakan asuransi dan investasi dalam merencanakan keuangan customer. Nah, bagaimana dengan sebutan Financial Planner atau perencana keuangan yang menjadi trendy di kalangan profesi keuangan belakangan ini ?

Financial planner (Perencana Keuangan) kini merupakan sebutan profesi yang mulai populer di gunakan di lembaga keuangan seperti perbankan, asuransi, maupun asset management. Sehingga sebutan Financial Planner atau perencana keuangan juga dapat digunakan oleh seorang Financial Consultant atau konsultan keuangan. Pembauran ini tidak hanya dalam sebutan profesi, namun juga terjadi pada produk produknya. Sangat banyak kita jumpai di bisnis perbankan juga menjual produk asuransi maupun produk asset management. Inilah wujud keterkaitan satu dengan yang lainnya. Sehingga dalam merencanakan keuangan pasti menggunakan ketiga lembaga tersebut sesuai kebutuhan dan skala prioritas masing masing.

Dalam konsep Financial, di sebutkan beberapa pengelompokan yaitu pertama Liquid Money yang lebih menekankan pada ketersediaan dana yang cepat dan mudah pada saat dibutuhkan. Bahkan untuk kepentingan bisnis akan sangat membantu kemudahan dan kecepatan bertransaksi. Semua layanan Liquid Money ini tersedia di dunia perbankan. Kedua adalah Secure Money yang disediakan oleh lembaga asuransi, di mana lebih memprioritaskan pada langkah pengamanan nilai dan jumlah uang di masa depan terhadap berbagai resiko kehidupan maupun resiko financial. Upaya pengamanan ini dilakukan setelah seluruh kebutuhan dana darurat terpenuhi (dalam hal ini liquid money yang di simpan di Bank). Ketiga adalah Gain Money yang memprioritaskan pada tujuan untuk mendapatkan keuntungan berlipat dari modal yang disetorkan. Capital Market memberikan ruang berinvestasi dengan pilihan resiko tertinggi untuk peluang hasil tertinggi, resiko sedang untuk hasil yang sedang, dan seterusnya. Pilihan portfolio akan memberikan tingkat resiko yang berbanding lurus dengan peluang hasil atau return. Layanan ini sangat memungkinkan kita peroleh di lembaga Asset Management.

Ketiga pengelompokan ini merupakan faktor dominan yang harus di pertimbangkan oleh setiap customer dalam merencanakan keuangan. Adalah pilihan customer untuk menentukan apakah menggunakan satu kelompok untuk satu tujuan atau satu kelompok untuk beberapa tujuan. Ini sangat ditentukan oleh kondisi dan skala prioritas masing masing pada saat itu. Karena apapun pilihan customer, sesungguhnya telah mengandung ketiga tujuan tersebut. Saran : untuk maksud mengoptimalkan pencapaian tujuan, sangat perlu untuk memilih satu kelompok untuk satu tujuan. Hal ini akan semakin jelas kemana dana kita investasikan? pilihannya : Bank, Asuransi, atau Asset management.

Liquid Money yang disediakan di lembaga perbankan memberikan banyak sekali kemudahan dan kecepatan. Ketersediaan ATM sangat memudahkan customer dalam mengambil dana saat di butuhkan. Sekarang tranfer juga akan langsung di terima sekarang juga oleh penerima di seberang sana. Sehingga dalam kondisi darurat, customer tidak perlu khawatir. Dalam waktu yang singkat, permasalahan customer akan terselesaikan dengan berbagai fasilitas dan layanan perbankan. Ketersediaan dana cadangan dalam jumlah tertentu akan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Besarnya dana disesuaikan oleh seberapa besar kebutuhan dasar atau pengeluaran atau standard hidup keluarga setiap bulannya, mungkin 3 kali pengeluaran sebulan, 6 kali pengeluaran sebulan, dan seterusnya. Semakin banyak dana darurat disiapkan tentunya akan semakin aman. Namun pilihan tersebut bisa jadi bukan pilihan terbaik. Saran : siapkanlah seaman yang customer dan keluarga dapat tolerir. Sehingga selebihnya customer dapat mempersiapkan kebutuhan dengan tujuan yang lainnya.

Secure Money yang terdapat di lembaga asuransi memiliki perhitungan yang cukup detail dengan berbagai pilihan program yang disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan customer. Pastikan anda memiliki Agen yang dapat memberikan perencanaan yang objektif, bukan subjektif. Tidak menutup kemungkinan tujuan pribadi seorang agen akan mengalahkan tujuan customer. Hal tersebut akan sangat merugikan customer dan juga para rekan seprofesi yang memang sungguh sungguh memberikan perencanaan yang objektif. Saran : membuka diri untuk menjalin hubungan komunikasi jangka panjang dengan beberapa agen asuransi yang profesional dan berkomitmen, seraya mengamati kinerja dan tanggung jawabnya pada customer dan calon customer.

Berapa besar proteksi yang sebaiknya dimiliki customer? Tentukan terlebih dahulu, seberapa besar tanggung jawab customer dalam jumlah nominal yang harus di penuhi ke depan. Misal : customer adalah seorang ayah yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan bulanan keluarga sebesar Rp. 10 juta atau Rp. 120 juta per tahun, maka proteksi dalam bentuk uang pertanggungan yang diperlukan adalah Rp. 1,2 miliar. Ketika terjadi resiko, dana proteksi yang diterima dan di investasikan kembali dengan return 10% per tahun, tentu akan memberikan income Rp. 120 juta per tahun atau Rp. 10 juta per bulan. Hal ini akan dapat menjaga standar hidup keluarga customer selanjutnya dengan sangat aman. Cinta customer pada keluarga menjadi abadi dan bermanfaat sepanjang masa oleh anak cucu. Demikian juga halnya dengan kebutuhan asuransi pendidikan. Di mana kebutuhan customer untuk besarnya dana pendidikan harus mempertimbangkan besarnya inflasi dan faktor pembagi untuk menentukan berapa besar dana yang harus ditabung untuk jangka waktu tertentu, sehingga perencanaan itu menjadi objektif dan akurat. Rencana menabung selama 10 tahun akan membayar lebih kecil daripada rencana menabung selama 5 tahun. Berapa lama waktu dan besarnya dana yang sesuai untuk anda?

Gain Money yang tersedia dalam layanan capital market oleh lembaga Asset Management akan sangat dominan membahas sisi investasi secara utuh. Hukum investasi yang linier atau berbanding lurus akan berlaku di sini, ”High Risk High ReturnLow Risk Low Return” dan tidak ada garansi untuk mendapatkan hasil tertentu, kecuali untuk pilihan portfolio dengan fix return. Pilihan investasi di sini harus mempertimbangkan tingkat resiko yang bisa di tolerir dan siap diterima kemudian. Selanjutnya, penyikapan terhadap analisa fundamental maupun analisa teknikal akan sangat menentukan besar kecilnya kinerja investasi. Pastikan customer dapat memilih consultant ataupun perusahaan asset management yang benar-benar dapat menjaga dana dan pertumbuhan investasi serta mengkomunikasikannya secara berkelanjutan. Karena efektifitas dan kinerja investasi akan terukur dari seberapa besar rata-rata return yang di peroleh per- tahunnya. Saran : untuk melakukan penyebaran resiko secara bijak melalui pilihan berbagai portfolio, lembaga pengelola, maupun konsultannya. Karena kata bijak menyebutkan : ” Jangan meletakan telur dalam satu keranjang”.

Pilihan investasi sangatlah beragam, baik di sektor riil maupun di sektor keuangan. Untuk sektor keuangan, program perencanaan keuangan sangat diperlukan oleh setiap keluarga ataupun seseorang dalam menentukan arah, target, dan cara mencapai tujuan kehidupan di masa depan. Langkah persiapan tersebut harus dilakukan dengan mencari berbagai informasi yang akurat dari sumber yang profesional. Jangan sampai informasi yang diterima adalah isu, rumor atau pendapat yang tidak bertanggung jawab, tentunya akan menyesatkan customer dalam mengambil keputusan terbaik. Pastikan pilihan customer juga akan dikelola oleh lembaga berkompeten dan di dampingi seterusnya oleh konsultan yang berkomitmen jangka panjang. Jangan ragu untuk memastikan semua itu, berinvestasilah untuk sesuatu yang terbaik. Dengan demikian, pilihan investasi terbaik anda akan memastikan anda menjalani kehidupan yang bahagia dan sejahtera bersama keluarga.

Ekonomi Global & Strategi Investasi 2008

Bagi investor internasional, 2007 adalah tahun yang “ekstrem.” Di satu sisi, investasi di pasar saham Asia, Eropa Timur, dan Amerika Latin sangat menguntungkan. Dihitung dalam dolar AS, misalnya, sejak awal 2007 indeks harga saham China (Shanghai) naik lebih dari 130%, Slovenia 90%, dan Brasil 65%. Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) Indonesia pun lumayan, dengan kenaikan lebih dari 40%.

Pengusaha di Indonesia bahkan merasa dalam tiga tahun terakhir ini keuntungan investasi di bursa saham jauh melampaui keuntungan usaha intinya. Apalagi mereka yang berhadapan dengan ketidakpastian hukum, masalah perburuhan, dan infrastruktur.

Di sisi lain, 2007 adalah tahun yang kelam bagi investor global yang terkena dampak krisis penunggakan kredit kepemilikan rumah (KPR) berisiko subprime mortgage di AS. Krisis berskala internasional ini (karena banyak investor global membeli surat berharga dengan jaminan KPR subprime) berpotensi menimbulkan kerugian lebih dari US$400 miliar (hampir sebesar produk domestik bruto Indonesia per tahun) dan menjerumuskan ekonomi AS (yang menggerakkan sekitar 20% dari ekonomi dunia) ke dalam resesi.

Untuk memperkecil risiko resesi, bank sentral AS (Federal Reserve) menurunkan suku bunga Fed Funds Target Rate (FFTR) dari 5,25% menjadi 4,25%. Namun, investor global menilai penurunan FFTR tidak memadai-bursa saham global sempat anjlok-karena investor menilainya masih terlalu tinggi.

Krisis subprime pun bukan satu-satunya kekhawatiran investor. Mereka juga dihantui oleh prospek kenaikan harga minyak mentah dunia di atas US$100 per barel dan terus merosotnya kurs dolar AS (terutama terhadap euro dan yen), yang dapat terus memicu kenaikan harga komoditas internasional (minyak, batu bara, gas alam, dan emas) dan inflasi global sebagai konsekuensinya.

Di mata investor, keadaan ekonomi global masih bisa terus memburuk sampai akhir semester I/2008.

Tahun Menentukan

Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia melambat sedikit dari 5,2% pada 2007 menjadi 4,8% tahun depan. Hal ini karena terjadi stagnasi pertumbuhan ekonomi AS sekitar 1,9% per tahun.

Banyak analis bahkan menilai pertumbuhan ekonomi AS akan jauh di bawah target IMF. Namun, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan tidak bakal terpuruk tajam, karena masih terbantu oleh pertumbuhan ekonomi Asia, terutama China dan India.

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi China hanya akan melambat sedikit, dari 11,5% pada 2007 menjadi 10% tahun depan. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia saya perkirakan naik sedikit dari 6,2% menjadi 6,3% dalam periode yang sama.
Risiko resesi ekonomi AS memang meningkat, tetapi Federal Reserve diperkirakan terus “mengerem” kemerosotan pertumbuhan ekonomi negara itu (apalagi dengan adanya pemilihan presiden pada November 2008) dengan terus memangkas FFTR menjadi 3,75% pada triwulan I/2008, dan mempertahankan FFTR di level ini sampai akhir 2008.

Dipangkasnya FFTR akan memberi peluang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga BI Rate dari 8% pada akhir tahun ini menjadi 7,5% pada semester I/2008.

Karena pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan menurun, pertumbuhan kebutuhan minyak mentah dunia pun diprediksi turun.

Menurut penelitian (hasil poling 23 lembaga finansial dan penelitian) lembaga survei Consensus Economics, London, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) akan turun dari US$90-US$95 per barel pada akhir 2007 menjadi US$69 per barel pada akhir tahun depan.

Prediksi ini masuk akal, mengingat kebutuhan dan pasok minyak mentah di sektor riil hanya memengaruhi sekitar 70% dari harga minyak internasional, selain selisihnya ditentukan oleh spekulator dan investor di pasar finansial yang membeli (atau menjual) minyak mentah dengan kontrak futures tanpa pengiriman barang.

Jika para spekulator menilai pertumbuhan kebutuhan bahan bakar dunia akan melambat, mereka akan menjual minyak dan komoditas lainnya serta mempercepat turunnya harga minyak pada semester II/2008.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi AS sebetulnya adalah “koreksi ekonomi” yang sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan ekonomi dunia.

Besarnya defisit ekonomi AS (defisit neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan, dan anggaran pemerintah Federal) dan dipangkasnya FFTR (yang membuat dolar AS semakin tidak menarik) telah memperlemah kurs dolar AS, dari 1,3 per euro pada awal 2007 menjadi hampir 1,5 per euro pada akhir tahun.

Namun, dengan prospek melambatnya pertumbuhan ekonomi AS dan krisis subprime mortgage (yang “mengerem” pembengkakan utang masyarakat AS), pertumbuhan impor otomatis akan berkurang, sementara ekspor meningkat (karena dolar AS yang melemah). Defisit ekonomi AS pun diperkirakan mengecil pada 2008.

Keadaan ini akan membantu dolar AS menguat kembali ke arah 1,35 per euro dan 116 per yen Jepang pada semester II/2008. Perkembangan ini awalnya dapat berdampak negatif terhadap kurs rupiah, yang bisa terus melemah ke arah Rp9.500 per dolar AS pada semester I/2008.

Namun, surplus neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia, prospek kenaikan investasi asing, dan prospek kenaikan peringkat risiko Indonesia oleh perusahaan penilai risiko Standard and Poor’s dari BB- ke BB diperkirakan membantu memulihkan kurs rupiah ke arah Rp8.900 per dolar AS pada akhir 2008.

Strategi Investasi

Prospek menurunnya harga komoditas dan suku bunga akan membantu pertumbuhan ekonomi, terutama di Asia dan Eropa Timur. Investor saham dapat terus mengakumulasi saham perusahaan di kedua benua ini, terutama saham perbankan (yang terpukul akibat krisis subprime), infrastruktur dan consumer goods.

Untuk Asia, berdasarkan analisis price-to-earnings ratio, potensi penguatan bursa saham terbesar berada di Taiwan, Korea Selatan, dan Thailand (selama masalah politik tidak memburuk). Di Indonesia, walaupun sudah di tingkat termahal dalam sejarah, pasar saham masih berpotensi menguat, karena masih relatif murah dibandingkan dengan di China dan India.

Khusus di Indonesia, harga saham perusahaan di sektor infrastruktur (semen, jalan tol, dan alat berat, seperti traktor), sektor perbankan (terutama bank pemerintah yang melakukan restrukturisasi untuk efisiensi), dan properti (terutama berhubungan dengan konstruksi rumah di atas tanah-landed property) diperkirakan naik, walaupun belum tentu bisa sepesat tahun ini.

Akselerasi pertumbuhan ekonomi dan turunnya suku bunga di Indonesia juga akan meningkatkan harga tanah dan properti, terutama di kota dan daerah, di mana ada perencanaan pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, pembangkit tenaga listrik, dan pelabuhan.

Pada intinya, 2008 adalah tahun restrukturisasi, terutama bagi ekonomi AS. Restrukturisasi ini memiliki dampak negatif (terutama bagi negara yang ekspornya ke AS besar, seperti negara Latin Amerika), tetapi juga memiliki potensi positif untuk jangka panjang bagi ekonomi global. Dalam tahun yang penuh dengan perubahan inilah, investor harus jeli melihat kesempatan berinvestasi.

Oleh Fauzi Ichsan
Senior Vice President Standard Chartered Bank

Sumber : Harian Business Indonesia

Asuransi Term Life atau Unit Link (whole life)

Perdebatan sering terjadi di antara masyarakat yang percaya bahwa jenis asuransi term life merupakan satu-satunya pilihan dibandingkan dengan mereka yang lebih memilih asuransi jenis whole life.

Salah satu turunan dari produk whole life adalah unit link. Banyak argumen yang dikemukakan, tetapi bagaimana kondisi sebenarnya?

Baik term life maupun whole life mewajibkan kita untuk membayar premi asuransi untuk melindungi resiko finansial akibat kematian atas tertanggung polis asuransi. Uang pertanggungan menggantikan potensi penghasilan kepala keluarga yang hilang sehingga memungkinkan bagi keluarga yang ditinggalkan untuk meneruskan gaya hidup atau setidaknya mendapat kehidupan yang layak, entah itu untuk melunasi cicilan rumah, mobil, tagihan rutin bulanan, uang pendidikan anak serta hal-hal lain yang bisa terwujud semasa sumber penghasilan keluarga masih hidup.

Data dari LIMRA menyebutkan, sebaiknya nilai uang pertanggungan adalah sebesar 7-15 kali penghasilan tahunan sumber penghasilan keluarga sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang ditinggalkan selama beberapa tahun ke depan.

Perbedaan mendasar dari asuransi jenis term life dan whole life adalah lamanya polis asuransi memberikan perlindungan.

Asuransi jenis term life memastikan pemegang polis dilindungi dalam jangka waktu tertentu, misalnya 10 sampai 30 tahun. Contoh : Bapak A membeli asuransi jenis term life yang berjangka waktu 20 tahun pada usia 29 tahun. Yang bersangkutan akan dilindungi oleh asuransi sampai usianya 49 tahun. Jika bapak A meninggal dalam jangka waktu 20 tahun sejak dia mengambil polis asuransi, maka santunan jiwa akan diberikan kepada ahli warisnya. Sebaliknya jika bapak A meninggal pada saat usianya sudah melewati 49 tahun (melebihi masa 20 tahun sejak polis asuransi diambil), maka yang bersangkutan tidak akan mendapatkan santunan jiwa apa pun.

Asuransi jenis whole life (seumur hidup) melindungi pemegang polis sampai yang bersangkutan meninggal, tidak terikat pada usia berapa meninggalnya.

Selama premi asuransi tetap dibayar, polis asuransi akan senantiasa memberikan perlindungan. Hal ini menyebabkan asuransi jenis whole life lebih diminati oleh masyarakat terutama juga dalam mengasuransikan anak-anaknya berhubung nilai premi saat usia masih muda cukup murah dan nilai ini tetap sama semasa hidup anak tersebut sampai usianya dewasa.

Asuransi jenis term life yang mempunyai jangka waktu tertentu, menawarkan premi yang lebih murah beberapa kali lipat dibandingkan asuransi jenis whole life.

Banyak yang berpendapat asuransi jenis term life lebih efisien karena premi yang lebih murah. Selisih besarnya premi yang cukup jauh dengan asuransi jenis whole life, kita bisa saja membeli lagi polis asuransi baru untuk produk yang sama setelah polis asuransi yang lama habis masa berlakunya.

Argumen yang cukup menarik adalah, “bukankah seiring bertambah tuanya usia maka besarnya premi saat akan membeli polis asuransi baru akan semakin mahal? Pendapat ini ada benarnya karena pada dasarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar premi masih tetap lebih murah dari asuransi whole life.

Mengikuti contoh di atas, saat usia 49 tahun, bapak A bisa saja membeli polis asuransi baru, diperpanjang untuk 20 tahun ke depan lagi, jadi kontrak berakhir saat usianya menginjak 69 tahun. Disini keluarga bapak A mungkin punya pertimbangan, di usia 69 tahun, asuransi sudah tidak diperlukan lagi. Pertama, karena bapak A sudah terlalu tua untuk bekerja (tidak produktif lagi) dan keluarganya sudah bisa menafkahi dirinya masing-masing sehingga tidak tergantung lagi dengan bapak A.

Ada satu alasan yang masuk di akal jika menjawab kerugian mengambil produk term life. Setelah berakhirnya masa kontrak asuransi, tidak ada jaminan bahwa pemegang polis akan diterima kembali pengajuan asuransi jiwanya karena selama jangka waktu 20 tahun itu, bisa saja yang bersangkutan sudah pernah terkena sakit kritis sehingga tidak memungkinkan untuk diasuransikan lagi. Perusahaan asuransi tentu punya pertimbangan bisnis terhadap hal semacam ini.

Kelemahan produk term life ini sekaligus menjadi kelebihan dari produk whole life karena status pemegang polis asuransi jenis whole life tidak bisa dibatalkan oleh perusahaan asuransi meskipun yang bersangkutan menderita sakit kritis selama masa kontrak asuransi berjalan (inforce).

Perbedaan lainnya, selain premi yang dibayarkan untuk produk term life hangus, tidak ada benefit uang apa pun jika tidak ada klaim uang pertanggungan jiwa.

Pada produk asuransi jenis whole life, selain uang pertanggungan jiwa yang diterima saat klaim, pemegang polis juga mendapatkan benefit berupa uang jika polis asuransi berakhir masa kontraknya atau pun dihentikan di tengah jalan. Kondisi ini biasa disebut surrender dalam dunia asuransi, sejumlah uang hasil investasi akan dikembalikan, tentunya sesuai dengan pertumbuhan hasil investasi sendiri.

Argumen terakhir mungkin terjadi dari mereka yang pro produk term life, produk asuransi jenis whole life kurang menguntungkan dari segi investasi. Lebih baik memisahkan asuransi dengan investasi. Selisih uang yang bisa dihemat bisa diinvestasikan dalam instrumen seperti reksadana, saham, obligasi, emas dll.Ini akan memberikan hasil (return) yang lebih baik.

Strategi di atas kelihatannya sempurna, tetapi ada satu masalah yang muncul. Andaikan orang-orang menyisihkan setiap selisih uang yang timbul dari mahalnya asuransi jenis whole life dengan polis jenis term life untuk diinvestasikan.

Orang Indonesia punya kebiasaan mengikuti trend berinvestasi, di mana ramai dibicarakan, di sanalah banyak terkumpul uang untuk diinvestasikan. Hal ini seperti efek gunung es yang siap roboh, indeks saham sedang mendaki kondisi puncak, tetapi kondisi ini tidak akan selamanya bertahan di puncak, bisa anjlok sewaktu-waktu. Jika boleh saya berpendapat, berarti kan uang-uang tersebut terkumpul dalam satu wadah besar yang kemudian disalurkan dalam bermacam instrumen.

Katakanlah kita sudah berpengalaman dan mempunyai keahlian bagaimana berinvestasi yang benar, tetap tidak ada jaminan bahwa hasil investasi akan berkembang, tidak terlepas juga pada produk whole life. Kemungkinan rugi selalu ada.

Pilihan di antara asuransi jenis term life dan whole life dikembalikan lagi pada tujuan berinvestasi, seberapa besar kesanggupan untuk menghadapi resiko dan bagaimana gaya investasi tiap individu.

Persiapan Dana Pendidikan dan Pensiun

Saya karyawan 37 tahun. Saya punya 2 anak berumur 9 tahun dan 5 tahun. Saat ini saya sudah menyisihkan dana sebesar 500 juta (sebagian besar dalam USD) untuk dana pendidikan kedua anak saya kelak ke perguruan tinggi.

Pertanyaan:

  1. Jenis investasi apa yang cocok untuk dana sebesar itu agar nilainya paling tidak tergerus oleh inflasi tapi risiko modal dasar tidak berkurang.
  2. Saya juga sudah mulai ada dana pensiun sebesar 350 juta dan saat ini rata-rata per bulan saya dapat menabung sekitar 80 juta. Juga kemana saya bisa investasi dengan pertimbangan seperti dana pendidikan diatas dan saya pingin pensiun maksimal umur 45 tahun dengan pengeluaran rata-rata sebulan 15 juta.

Pak Rokhman, tampaknya ada 2 hal yang hendak dilakukan. Yang pertama adalah perencanaan biaya pendidikan anak dan yang kedua adalah perencanaan pensiun. Kita akan coba menguraikannya satu persatu. Sesuai informasi yang ada, dana pendidikan yang disiapkan adalah untuk biaya di perguruan tinggi nanti. Katakan usia masuk pendidikan tinggi pada usia 18, maka anak yang pertama akan membutuhkan biaya tersebut 9 tahun lagi, dan anak yang kedua, 13 tahun lagi. Rentang waktu ini cukup lama dan membutuhkan persiapan yang baik pula. Ada beberapa hal yang perlu dijawab sebelum melangkah lebih jauh.

Pertama, apakah Pak Rokhman akan menyediakan dana pendidikan ini sampai dengan S1 ataukah S2?

Kedua, apakah kedua putra Bapak dipersiapkan untuk menempuh pendidikan di universitas luar negeri atau universitas yang berada di Indonesia tetapi mensyaratkan mata uang dollar untuk pembayaran uang sekolahnya, sehingga perlu menyimpannya dalam dollar?

Ketiga, apakah dana yang dipersiapkan tersebut cukup untuk membiayai biaya pendidikan di sekolah yang direncanakan? Jika tidak cukup, berapa besar tambahan yang perlu dipersiapkan?

Keempat, jika terjadi musibah terhadap diri Bapak misalnya meninggal dunia, apakah ada pertanggungan asuransi yang menjamin bahwa dana pendidikan yang telah disiapkan memang dipakai untuk biaya pendidikan anak?

Pertanyaan-pertanyaan di atas perlu dijawab terlebih dahulu, sebelum langkah selanjutnya dilakukan. Keempat pertanyaan tersebut akan memiliki implikasi yang berbeda sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Misalnya : pendidikan untuk S1 direncanakan di Indonesia sedangkan S2 direncanakan di luar negeri. Atau persiapan dana pendidikan tersebut disediakan hanya sampai tingkat S1 saja.

Dengan perencanaan lebih detil, kita akan lebih mudah menghitung berapa besar dana yang dibutuhkan. Dan berapa besar Uang Pertanggungan Asuransi yang dibeli.

Perencanaan kedua adalah perencanaan pensiun. Masa perencanaan pensiun cukup lama, sehingga perlu pemikiran yang lebih matang. Usia Bapak saat ini 37 tahun, 8 tahun lagi diharapkan sudah dapat pensiun. Sedangkan masa pensiun [dengan asumsi harapan hidup sampai dengan usia 75 tahun] akan berlangsung selama 30 tahun. Jadi selama 8 tahun ke depan, Bapak akan menyiapkan dana untuk kehidupan selama 30 tahun berikutnya.

Dari sisi finansial, dengan kemampuan menabung sebesar Rp. 80 juta sebulan, dan biaya hidup di awal masa pensiun sebesar Rp. 15 juta, Bapak agak longgar dalam mempersiapkan masa pensiun yang diidamkan.

Dengan menggabungkan kedua perencanaan di atas, maka Bapak dapat lebih ringan mempersiapkannya. Kedua target tersebut memerlukan ‘kendaraan investasi’ yang sesuai dengan kepribadian Bapak. Secara umum ada 2 bentuk instrumen investasi. Yang pertama, investasi portofolio, misalnya menempatkan dana pada saham, obligasi, reksadana, SBI. Dan yang kedua, investasi riil, misalnya mengalokasikan dana untuk dikembangkan pada bisnis tertentu, properti [baik rumah, tanah atau apartemen].

Karena masa perencanaan yang cukup lama, maka instrumen investasi yang berjangka pendek seperti SBI kurang cocok untuk dipakai. Demikian pula obligasi yang jatuh tempo dalam jangka waktu dekat, juga kurang cocok.

Dari pengalaman masa lalu, baik investasi portofolio maupun investasi riil memiliki tingkat pengembalian investasi di atas inflasi yang ada. Tinggal kita pintar-pintar untuk mengatur alokasi untuk masing-masing instrumen. Setiap instrumen di atas memiliki tingkat risiko yang berbeda dan memerlukan pengetahuan yang berbeda pula. Pastikan bahwa Bapak memiliki pengetahuan yang memadai, jika ingin terjun ke instrumen investasi tertentu.

Dan jangan lupa juga untuk melengkapinya dengan polis asuransi, agar perencanaan yang telah disusun dapat tetap berjalan meskipun Bapak sebagai pencari nafkah mengalami musibah Selamat berinvestasi dan berasuransi.

Joannes Widjajanto-Shildt Financial Planning

Dikutip dari http://www.detikfinance.com